Rabu, 21 Maret 2012

WUJUD KEBUDAYAAN


WUJUD KEBUDAYAAN

Didalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu lekat dengan kebudayaan. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya manusia/masyarakat. Kebudayaan didapat dari hasil turun temurun nenek moyang. Kebudayaan mereka jaga dan lestarikan agar kebudayaan yang mereka punya tidak hilang ditelan oleh zaman yang saat ini, untuk itu manusia mengajari dan memperkenalkan kepada garis keturunan mereka tentang kebudayaan yang mereka miliki. Untuk dapat memahami arti dari kebudayaan, kita harus mengerti tentang seluk beluk masyarakat. Dan untuk  mendapatkan wawasan yang luas tentang masyarakat, kita harus memahami hakikat kebudayaan. Jadi yang melatarbelakangi timbulnya kebudayaan adalah masyarakat yang dimana masyarakat tak lepas dari individu.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan  dalam bahasa Belanda adalah cultur, dalam bahasa Inggris adalah culture, sedangkan dalam bahasa Arab adalah tsaqafah (berasal dari perkatan  latin yaitu “colere” yang mempunyai arti mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Kebudayaan itu segala daya dan aktivitas manusia untuk  mengolah dan mengubah alam. Jadi, pengertian kebudayaan adalah hasil ciptaan manusia yang hidup dalam masyarakat, dari hidup bermasyarakat itulah maka timbullah kebudayaan.
Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa sanksekerta yaitu “buddhayah”, bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal. Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budidaya, yang berarti daya dan budi. Karena itu mereka membedakan antara budaya dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa; dan kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa tersebut.
C.Kluchohn dan W H. Kelly , Rumusannya berbunyi bahwa; kebudayaan adalah pola untuk  hidup yang tercipta dalam sejarah, yang explicit, implicit, rasional, irrasional yang terdapat pada setiap waktu sebagai pedoman-pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia.
E. B. Taylor adalah  Ahli antropologi  merumuskan tentang definisi dari kebudayaan secara sistematis dan ilmiah, yang menulis buku yang berjudul “primitive culture”, bahwa keseluruhan  yang kompleks, yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan yang lain, serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat disebut kebudayaan.
Menurut  R. Linton dalam buku “The cultural background of personality” bahwa kebudayaan adalah konfigurasi dari tigkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga yaitu :
1.      Gagasan
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2.      Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
3.      Artefak.
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan
Sepintas definisi-definisi tersebut kelihatan berbeda namun sebenarnya mempunyai prinsip yang sama yaitu sama-sama mengikuti adanya ciptaan manusia. Dapat kita simpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil buah dari manusia untuk  mencapai kesempurnaan hidup.
Hasil budaya manusia dapat dibagi menjadi 2 macam :
  1. Kebudayaan material (lahir) yaitu kebudayaan yang berwujud kebendaan. Misalnya : rumah, gedung, alat-alat senjata, mesin-mesin, pakaian, dan sebagainya.
  2. Kebudayaan immaterial (spiritual sama dengan batin) yaitu kebudayaan adat istiadat, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Pada diri manusia memang terdapat  unsur-unsur potensi budaya yaitu sebagai berikut :
  1. Pikiran atau cipta yaitu kemampuan akal pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan, pada diri manusia selalu ada dorongan ingin tahu akan rahasia alam semesta ini.  Dengan akal pikirnya manusia selalu mencari, mencoba menyelidiki dan kemudian menemukan sesuatu yang baru.
  2. Rasa yaitu dengan panca indera manusia dapat mengembangkan rasa estetika atau rasa indah, dan menimbulkan kesenian.

Prof. Dr. Koentjoroningrat merumuskan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:
  1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari  ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.
  3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Penjelasan dari yang dirumuskan oleh Prof. Dr. Koentjoroningrat :
·         Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya adalah abstrak, tidak dapat diraba dan difoto. Letaknya di dalam alam pikiran manusia.

·         Wujud kedua adalah sistem sosial atau sosial sistem, mengenai tindakan berpola  manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir.

·         Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik  karya manusia dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat mengatur dan mengarahkan tindakan  manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia, menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar