Sabtu, 30 Maret 2013

makalah


MAKALAH TEORI ORGANISASI UMUM 2
“ONGKOS DAN PENERIMAAN”




       



Disusun Oleh :
1.    Andrew Oliver                                   (10111798)
2.    Eti Trisetiowati                                  (12111510)
3.    Mentari Puspa Indah                      (14111431)
4.    Nurma Yeni                                      (15111365)
5.    Ruri Widyanti                                                (16111500)
6.    Sardiyanto                                         (16111617)
Kelas              : 2KA40
Kelompok      : 5
FAKULTAS ILMU KOMPUTER JURUSAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
Bekasi
2013


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang teori organisasi umum 2.
Makalah ini membahas tentang Ongkos dan Penerimaan,. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami  sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.


Bekasi ,   April 2013

(Penulis)




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..1
KATA PENGANTAR………………………………………………………...2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...3
BAB 1                        PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang…………………………………...4
B.   Rumusan Masalah……………………………….4
BAB 2                        PEMBAHASAN
A.   Definisi Ongkos………………………………….5
B.   Definisi Penerimaan…………………………….11
BAB 3                        PENUTUP
A.   Kesimpulan……………………………………..17
B.   Saran…………………………………………….17
DAFTAR PUSTAKA




BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang
Makalah ini di ajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Teori Organisasi Umum 2 (softskill). Dan sekaligus memenuhi nilai kami di mata kuliah ini. Semoga makalah ini memberikan informasi bagi Mahasiswa, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
B.   Rumusan masalah
1.    Ongkos
2.    Penerimaan (revenue)


BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian Ongkos
Dalam kehidupan sehari-hari kita istilah mengenai ongkos produksi tidak asing lagi ditelinga kita. Ongkos produksi adalah segala macam biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi.

Disamping pengertian umum tersebut, ada 2 macam pengertian ongkos, yaitu:
1)  Economic Cost, yaitu ongkos yang dikeluarkan atas penggunaan semua faktor produksi untuk menghasilkan output tertentu;
2) Accounting Cost, yaitu ongkos yang pengertiannya hampir sama dengan economic cost, tetapi ongkos disini dinyatakan secara tegas dalam pembukuan, sehingga ada istilah yatu:
(a)  Explicit cost, yaitu ongkos-ongkos yang tercatat atau terlihat jelas dalam pembukuan.
(b) Implicit cost, yaitu ongkos produksi yang tidak terlihat dalam pembukuan.

Macam-Macam Ongkos Dibagi Menjadi 5 Macam Yaitu:
1) Biaya Tetap (Fixed Cost : FC) yaitu, merupakan balas jasa dari pada pemakaian faktor produksi tetap (fixed factor), yaitu biaya yang dikeluarkan tehadap penggunaan faktor produksi yang tetap dimana besar kecilnya biaya ini tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya output yang dihasilkan.
2) Biaya tidak tetap (Variabel cost : VC), yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai balas jasa atas pemakaian variabel faktor, yang besar kecilnya dipengaruhi langsung oleh besar kecilnya output.
3) Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.
4) Biaya Rata-rata (Avarage Cost : AC), yaitu merupakan ongkos persatu satuan output; baik untuk biaya rata-rata tetap (avarage fixed cost) dan biaya rata-rata variabel (avarage variable cost) dan rata-rata total (avarage total cost), diperoleh dengan jalan membagi biaya Total dengan jumlah output yang dihasilkan.
5) Biaya Marginal (Marginal cost : MC), yaitu merupakan biaya tambahan yang diakibatkan dari penambahan satu-satuan unit output.
6) Biaya Tetap Rata-Rata (Avarage fixed cost : AFC), biaya hasil bagi biaya tetap dengan jumlah yang dihasilkan.
7) Biaya Variabel Rata-Rata (Avarage Variable cost : AVC), diperoleh dengan jalan membagi biaya variabel dengan jumlah produk yang dihasilkan.
AFC = TFC/Q * Q = tingkat output
Average Fixed Cost (Ongkos Variabel Rata-rata) adalah ongkos variable yang dibebankan untuk setiap unit output.
AVC = TVC / Q 
Marginal Cost (Ongkos Marginal) adalah tambahan atau berkurangnya ongkos total karena bertambahnya atau berkurangnya satu unit output.
M =  ^TC/^Q = ^TVC/^Q
Kurva Ongkos
Ongkos produksi dibedakan menjadi;
1. Ongkos Produksi Jangka Pendek
Dalam ongkos produksi jangka pendek perusahaan sudah mempunyai peralatan-peralatan untuk produksi seperti mesin,gedung dan tanah.Masalah yang perlu diperhatikan adalah masalah kebijaksanaan bahan baku,tenaga kerja dan lain-lain yang merupakan ongkos variabel.Jadi dalam ongkos produksi jangka pendek ini terdapat ongkos tetap dan ongkos variabel.





 Gambar diatas adalah gambar kurva biaya tetap dan variabel
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari gambar diatas sebagai berikut:
  1. AVC minimum bila garis singgung kurva TVC melalui titik origin.
  2. ATC minimum bila garis singgung TC melalui titik origin.
  3. AVC dan ATC minimum bila keduanya memotong MC.
2. Ongkos Produksi Jangka Panjang
Dalam ongkos produksi jangka panjang,perusahaan dapat menambah semua faktor produksi,Sehingga tidak ada ongkos tetap dalam jangka panjang.Semua pengeluaran merupakan ongkos variabel.
Normal 0 false false false Microsoft Internet Explorer4
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurve AC.Kapasitas 1 ditunjukkan oleh ACI,kapasitas 2 ditunjukkan oleh ACI2 dan kapasitas 3 oleh ACI3, dengan demikian pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta ongkosnya.





Kemungkinan Kapasitas Produksi
Dalam analisa ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva AC.Kapasitas 1 ditunjukkan oleh ACI, kapasitas 2 ditunjukkan oleh ACI2 dan kapasitas 3 oleh ACI3, dengan demikian pengusaha mempunyai 3 alternatif kapasitas produksi beserta ongkosnya.
Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa:
  1. Produksi 125 unit,kapasitas 1 merupakan kapasitas yang paling efisien,karena ongkos produksinya paling minimum.
  2. Produksi antara 125 sampai 140 unit,kapasitas 2 merupakan kapasitas yang paling efisien.
  3. Produksi 140 unit,kapasitas 3 merupakan kapasitas yang paling efisien.
Kurva Long Run Average Cost (LRAC) adalah kurva yang menunjukkan ongkos rata-rata yang paling minimum untuk berbagai tingkat produksi,apabila perusahaan selalu menambah kapasitas produksinya. LRAC Curve dibentuk dari kumpulan AC yang banyak sekali, maka bentuknya menyerupaihurufU




Kurva Long Run Average Cost
Kurva LRAC tidak menyinggung kurva-kurva AC pada titik yang terendah. Dalam gambar tersebut hanya kurva Acx yang disinggung oleh kurva LRAC pada titik yang paling rendah yaitu titik B. Kurva - kurva AC yang ada disebelah kiri dan kanan kurva Acx tidak disinggung pada titik yang paling minimum. Dalam jangka panjang titik terendah AC tidak menggambarkan ongkos produksi yang paling minimum untuk menghasilkan satu tingkat produksi, sebab terdapat AC lain yang dapat lebih meminimumkan ongkos.Kurva AC1 dan AC2, titik A  merupakan titik terendah dari ACI, sehingga dalam jangka pendek produksi sebesar qa merupakan produksi dengan ongkos yang paling minimum. Tapi dalam jangka panjang belum merupakan ongkos yang paling minimum, sebab jika kapasitas produksi yang berikutnya digunakan (AC2), produksi qa dapat diproduksi dengan ongkos yang lebih rendah lagi A2 pada AC2



Kurva Ongkos Produksi Jangka Panjang
Jika perusahaan ingin berproduksi 2 unit untuk jangka pendek, pengusaha memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI dengan biaya Rp 300,-.Untuk produksi 4 unit,pengusaha akan memilih kapasitas pabrik pada kurva SACI2 dengan ongkos Rp 150,-.Pada produksi 4 unit ini,perusahaan dapat menggunakan kapasitas pada SACI, tapi biayanya lebih tinggi dan seterusnya.Kurva LRAC disebut pula dengan kurva amplop, sebab SAC selalu di dalamnya.

Kurva LRAC menyerupai bentuk huruf U disebabkan oleh sebagai berikut:
  1. Economies Of Scale atau Increasing Returns To Scale.
Kurva LRAC bergerak kekanan semakin menurun.Ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produksi, karena para pengusaha bisa memperbesar fasilitas produksi,sehingga terjadi penghematan ongkos produksi. Hal ini menyebabkan ongkos produksi rata-rata menjadi rendah.Faktor-faktor yang merupakan Economies Scale sebagai berikut:
  1. Spesialisasi faktor-faktor produksi.
  2. Penurunan harga bahan mentah, karena pembelian yang besar.
  3. Hasil dari produk sampingan.
  4. Perusahaan besar mendorong pengembangan fasilitas diluar perusahaan yang berguna baginya.
  5. Diseconomies Of Scale atau Decreasing Returns To Scale.
Perusahaan yang terus berkembang besar pada suatu tngkat tertentu cenderung tidak efisien,sehingga produktifitasnya menurun. Akibatnya ongkos produksi menaik. Hal ini terlihat pada kurva LRAC sisi kanan menaik.
Teori biaya perusahaan
Biaya menurut prinsip ekonomi dari mankiw adalah apa yang dikorbankan untuk mendapatkan sesuatu. Dalam pengertian ini terkandung di dalamnya pengertian insvestasi. Dalam pengertian sehari-hari biaya sering disama artikan dengan ongkos ,  padahal dalam tata praktek keuangan dan akuntansi apalagi dalam pengertian ekonomi (secara keseluruhan) pengertian itu jelas beda. Biaya sering berhubungan dengan pengeluaran yang mengaharapkan kontraprestasi dari tujuannya, dan biasanya hasilnya baru bisa dinikmati di masa yang akan dating. Sedangkan ongkos (expenses) sering berhubungan dengan pengeluaran sebagai imbal jasa karena sudah memanfaatkan suatu barang atau jasa pada saat itu juga. Misalkan membuat rumah untuk dikontrakkan pengeluarannya disebut dengan biaya pembangunan rumah. Sedangkan membuat rumah hanya untuk tempat tinggal sendiri pengeluarannya disebut dengan ongkos.

  1. Pengertian Penerimaan
Keuntungan atau profit adalah salah satu tujuan terakhir dari kegiatan perusahaan. Perusahaan harus untung dalam rangka :
a.    Mempertahankan kelangsungan usaha dan perusahaan
b.    Menambah dan memperbesar kapasitas produksi (ekspansi)
Sebuah perusahaan bisa mendapatkan keuntungan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek keuntungan dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan usaha sedangkan dalam jangka panjang untuk ekspansi dan memperbesar skala usaha. Bila selisih antara penerimaan dan biaya itulah yang disebut profit. Bila selisih antara penerimaan dan biaya hasilnya negative maka perusahaan mengalami kerugian (loss). Sebaliknya bila selisihnya positif maka perusahaan mengalami keuntungan (benefit). Terkadang perusahaan yang mengalami keuntungan dalam jangka pendek justru akan menuai kebangkrutan dalam jangka panjang, sebaliknya perusahaan yang dalam jangka pendek mengalami kerugian justru akan mendapatkan manfaat dalam jangka panjang. Hal ini tentu saja berhubungan dengan rencana strategis perusahaan. Bila perusahaan hanya menghasilkan barang (atau jasa) yang bersifat konsumsi jangka pendek maka strategi bisnis biasanya bersifat jangka pendek (hit and run). Produk konsumsi jangka pendek misalnya termasuk hamper semua produk primer , sedangkan bila perusahaan menghasilkan produk konsumsi sekunder, maka strategi bisnis yang digunakan biasanya bersifat jangka panjang. Produk (atau jasa) jangka panjang misalnya produk teknologi informasi dan jasa konsultasi.

Didalam memproduksi suatu barang, ada dua hal yang menjadi fokus utama dari seorang pengusaha dalam rangka mendapatkan keuntungan yang maksimum, yaitu ongkos (cost) dan penerimaan (Revenue).
Ongkos sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka yang dimaksud dengan penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah satuan barang yang dijual atau TR = Q x P
 Jenis-jenis Penerimaan

1. Total penerimaan (Total revenue : TR), yaitu total penerimaan dari hasil penjualan. Pada pasar persaingan sempurna, TR merupakan garis lurus dari titik origin, karena harga yang terjadi dipasar bagi mereka merupakan suatu yang datum (tidak bisa dipengaruhi), maka penerimaan mereka naik sebanding (Proporsional) dengan jumlah barang yang dijual. Pada pasar persaingan tidak sempurna, TR merupakan garis melengkung dari titik origin, karena masing perusahaan dapat menentukan sendiri harga barang yang dijualnya, dimana mula-mula TR naik sangat cepat, (akibat pengaruh monopoli) kemudian pada titik tertentu mulai menurun (akibat pengaruh persaingan dan substansi).

2. Penerimaan rata-rata (Avarage Total revenue: AR), yaitu rata-rata penerimaan dari per kesatuan produk yang dijual atau yang dihasilkan, yang diperoleh dengan jalan membagi hasil total penerimaan dengan jumlah satuan barang yang dijual.

3. Penerimaan Marginal (Marginal Revenue : MR), yaitu penambahan penerimaan atas TR sebagai akibat penambahan satu unit output. Dalam pasar persaingan sempurna MR ini adalah konstan dan sama dengan harga (P), dan berimpit dengan kurva AR atau kurva permintaan, bentuk kurvanya horizontal. Dalam pasar persaingan tidak sempurna MR, menurun dari kiri atas kekanan bawah dan nilainya dapat berupa :
  1. Positif;
  2. Sama dengan nol;
  3. Negatif.
Keuntungan Maksimum
Keuntungan maksimum adalah keuntungan penuh dari output yang telah di produksi sebelumnya.
1. Pendekatan Total
Laba Total (p)  adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC.  Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titik impas.
Dalam menentukan keuntungan maksimum ada 2 cara sebagai berikut:
a)      Keuntungan maksimum dicari dengan jalan mencari selisih antara keuntungan maksimum dengan ongkos minimum.
b)      Keuntungan maksimum terjadi pada saat MR = MC.
Hasil Penjualan Total,seluruh jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari menjual barangjang diproduksikannja dinamakan hasil penjualan total (TR:yaitu dari perkataan Total Revenue).Telah diterangkan bahwa dalam persaingan sempurna harga tidak akan berubah walau bagaimanapun banyaknya jumlah barang yang dijual perusahaan.Ini menyebabkan kurva penjualan total (TR) adalah berbentuk garis lurus yang bermula dari titik O.






Mencari Keuntungan Dengan Pendekatan Total
Kurva TC berada di atas kurva TR menggambarkan bahwa perusahaan mengalami kerugian. Produksi mencapai diantara 2 sampai 9 unit kurva TC berada di bawah kurva TR,perusahaan memperoleh keuntungan.Menentukan Keuntungan Maksimum dengan Kurva Biaya dan Penjualan Total.Garis tegak di antara TC dan TR,garis tegak yang terpanjang produksi adalah 7 unit, menggambarkan keuntungan yang paling maksimum. Produksi mencapai 10 unit atau lebih kurva TC telah beada di atas kurva TR kembali, perusahaan mengalami kerugian kembali.Perpotongan di antara kurva TC dan kurva TR dinamakan titik impas (break-even point) yang menggambarkan biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah sama dengan hasil penjualan  total yang diterimanya.Perpotongan tersebut berlaku di dua titik,yaitu titik A dan titik B.
2. Pendekatan Marginal
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC). Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output.  Secara matematis dirumuskan:
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.Hasil Penjualan Marjinal, satu konsep (istilah) mengenai hasil penjualan yang sangat penting untuk diketahui dalam analisis penentuan harga dan produksi oleh suatu perusahaan adalah pengertian hasil penjualan marjinal (MR yang merupakan singkatan dari perkataan Marjinal’Revenue), yaitu tambahan hasil penjualanjangdiperoleh perusahaan dari menjual satu unit lagi barangyang diproduksikannya. Dalam pasar persaingan sempurna berlaku keadaan berikut harga hasil penjualan rata-rata hasil penjualan marjinal. Kurva d() = AR0 = MRn menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 3000, dan kurva d0 = AR0 = MR0 menggambarkan kesamaan tersebut pada harga Rp 6000.





 Mencari Keuntungan Maksimum Dengan Pendekatan Marginal
Pendekatan Biaya Marjinal dan Hasil Penjualan Marjinal.Dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan dalam corak keuntungan atau kerugian perusahaan (atau keadaan keseimbangan perusahaan), yaitu; :
- Mendapat untung luar biasa (untung melebihi normal)
- Mendapat untung normal
- Mengalami kerugaian tetapi masih dapat membayar biaya berubah
- Dalam keadaan menutup atau membubarkan perusahaan.


3. Pendekatan Rata-rata
Hasil Penjualan Rata-rata,untuk suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hasil penjualan rata-rata (AR) adalah harga barang yang diproduksi perusahaan adalah Rp 3000 maka d0=AR0= MRQ adalah kurva permintaan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian kurva ini adalah kurva hasil penjualan rata-rata pada harga barang sebanyak Rp 3000 (dan dinyatakan sebagai AR^. Kalau harga barang yang dijual perusahaan adalah Rp 6000, kurva d} = AR} = MRj adalah kurva permintaan dan juga kurva hasil penjualan rata-rata pada harga Rp 6000.
Dalam mencari keuntungan maksimum dengan pendekatan rata-rata,yaitu menggabungkan antara pasar persaingan sempurna dengan persaingan pasar tidak sempurna:







BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Setelah menguraikan secara singkat diatas tentang ongkos dan penerimaan, kami dapat menyimpulkan  bahwa sebagai berikut :
1.    Ekonomi adalah semua hal yang menyangkut tentang segala kehidupan manusia (secara individu, negara ,internasional).
2.    Ongkos dan Pernerimaan merupakan bagian penting dari ekonomi yang tidak dapat dipisahkan.

B.   Saran
Kepada rekan-rekan pembaca, kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun. Karena kami sadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan.



DAFTAR PUSTAKA


Putong, Iskandar. 2000. Pengantar ekonomi mikro dan makro. Jakarta : Ghalia Indonesia (bab 6 hal 183)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar