Penulisan Etika & Profesionalisme TSI
Nama :
Eti Trisetiowati
Kelas : 4KA40
NPM :
12111510
1. Jelaskan pengertian etika, ciri khas profesi, tata laku dan etika beprofesi dibidang IT !
Jawab :
Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal
kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai
untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika
mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk
memahami arti sebuah kata maka kita akan mencari arti kata tersebut dalam kamus.
Etika adalah ilmu
yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami oleh pikiran manusia
Ciri khas profesi :
-
Suatu
bidang pekerjaan yang terorganisir dari jenis intelektual yang terus berkembang
dan diperluas
-
Suatu teknik intelektual
-
Penerapan
praktis dari teknik intelektual pada urusan praktis
-
Suatu periode panjang untuk
pelatihan sertifikasi
-
Beberapa
standard an pernyataan tentang etika yang dapat diselenggarakan]
-
Kemampuan
untuk kepemimpinan pada profesi sendiri
-
Asosiasi dari anggota profesi yang
menjadi suatu kelompok yang erat dengan kualitas komunikasi yang tinggi antar
anggotanya
-
Pengakuan sebagai profesi\
-
Perhatian yang professional terhadap
penggunaan yang bertanggung jawab dari pekerjaan profesi
-
Hubungan yang erat dengan profesi
lain
Etika berprofesi di bidang IT
Etika
berprofesi di bidang IT adalah suatu
sikap atau perbuatan baik atau buruk manusia dalam mengaplikasikan ilmunya atau
menjalankan profesi IT bukan mudah dan bukan sukar, yang terpenting adalah kita
mampu menempatkan diri pada posisi yang benar.
Studi
kasus : Pada umumnya, programmer harus mematuhi “Golden Rule”:
Memperlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Jika semua
programmer mematuhi peraturan ini, maka tidak akan ada masalah dalam komunitas.
SUMBER :
http://rainzacious.blogspot.com/2013/03/penulisan-etika-dan-profesionalisme-tsi_3898.html
http://justruri.blogspot.com/
http://justruri.blogspot.com/
2. Jelaskan pengertian dari profesionalisme,
ciri – cirri profesionalisme dan kode etiknya?
Jawab :
Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme
berasal dan kata profesional yang mempunyai makna yaitu berhubungan dengan
profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya, (KBBI, 1994).
Sedangkan profesionalisme adalah tingkah laku, keahlian atau kualitas dan
seseorang yang professional (Longman, 1987).
“Profesionalisme”
adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para
anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas
profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan
tercermin dalam sikap mental serta komitmenya terhadap perwujudan dan
peningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan
selalu mengembangkan dirinya sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman sehingga
keberadaannya senantiasa memberikan makna proesional. Biasanya dipahami sebagai
suatu kualitas yang wajib dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik.
Ciri-ciri
profesionalisme:
1.
Mempunyai
ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan
dengan bidang tadi
2.
Mempunyai
ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka
di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan
3.
Mempunyai
sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
4.
Mempunyai
sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
Kode
Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang
telah digariskan, sehingga diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota
lama, baru, ataupun calon anggota kelompok profesi. Kode etik profesi telah
menentukan standarisasi kewajiban profesional anggota kelompok profesi.
Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur tangan untuk menentukan
bagaimana profesional menjalankan kewajibannya.
Kode etik profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah
dianggap benar atau yang sudah mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila
norma perilaku itu dirumuskan secara baik, sehingga memuaskan semua pihak.
SUMBER
:
3.
Jelaskan
jenis – jenis dari thread atau ancaman melalui IT dan kasus komputer cyber
chrime atau cyber chrime !
Jawab :
- Jenis Jenis Ancaman Threat melalui
IT
Ancaman ini merupakan kejahatan dengan cara
memalsukan facts pada dokumen penting yang tersimpan scripless di internet.
Kejahatan ini dilakukan dengan cara membuat dokumen seolah-olah terjadi “SALAH
KETIK” dan pada akhirnya menguntungkan pelaku karna dapat memasukkan facts
palsu.
-
Infrigements
Of Privacy : Jenis kejahatan ini biasanya
ditujukan kepada facts pribadi seseorang yang tersimpan secara automated,
misalnya kartu kredit, pin ATM dan lainnya.
-
Cyber
Intelligence bring about : Jenis kejahatan ini memanfaatkan
jaringan internet, kejahatan ini dilakukan dengan cara melakukan kegiatan
mata-mata curriculum komputer atau facts dikomputer yang terhubung dengan
internet. Kejahatan ini biasanya dilakukan karena faktor persaingan bisnis.
-
Cyber
Sabotage and Extortion : Kejahatan ini dilakukan dengan
membuat ganggunag, perusakan atau penghancuran terhadap suatu facts curriculum
komputer. Kejahatan ini biasanya dilakukan dengan cara memasukkan
Kasus Kasus Cyber Crime
a. Disavowal of Benefit
(DoS) dan Apply DoS (DDos) reliable
DoS reliable merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan butt (fall, blow) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan facts. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka butt tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial.
DoS reliable merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan butt (fall, blow) sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian, penyadapan, ataupun pemalsuan facts. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka butt tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial.
b. Membajak situs mess
Salah
satu kegiatan yang sering dilakukan oleh cracker adalah mengubah halaman mess,
yang dikenal dengan istilah wreck. Pembajakan dapat dilakukan dengan
mengeksploitasi lubang keamanan. Sekitar 4 bulan yang lalu, statistik di
Indonesia menunjukkan satu situs mess dibajak setiap harinya.
c.
Virus
Seperti halnya di tempat lain, virus komputer
pun menyebar di Indonesia . Penyebaran umumnya dilakukan dengan menggunakan
hurl by e-mail. Seringkali orang yang sistem emailnya terkena virus tidak sadar
akan hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.
Kasus virus ini sudah cukup banyak seperti virus Mellisa, I kindness you, dan
SirCam. Untuk orang yang terkena virus, kemungkinan tidak banyak yang dapat
kita lakukan
SUMBER :
- Jelaskan yang tertera dibawah ini :
- IT audit trail, real time
audit dan IT forensic
- Perbedaan Audit-Audit “around
the computer” “Through the computer”
- Berikan contoh prosedur dan
lembar kerja IT Audit serta study kasus
- Jelaskan beebagai tools yang
digunaakan untuk IT Audit dan forensic serta gambarnya
Jawab :
a. IT
Audit Trail
Audit Trail merupakan salah satu fitur dalam suatu program
yang mencatat semua kegiatan yang dilakukan tiap user dalam suatu tabel log.
secara rinci. Audit Trail secara default akan mencatat waktu , user, data yang
diakses dan berbagai jenis kegiatan. Jenis kegiatan bisa berupa menambah,
merungubah dan menghapus. Audit Trail apabila diurutkan berdasarkan waktu bisa
membentuk suatu kronologis manipulasi data.Dasar ide membuat fitur Audit Trail
adalah menyimpan histori tentang suatu data (dibuat, diubah atau dihapus) dan
oleh siapa serta bisa menampilkannya secara kronologis. Dengan adanya Audit
Trail ini, semua kegiatan dalam program yang bersangkutan diharapkan bisa
dicatat dengan baik.
-
Real Time Audit
Real Time Audit itu adalah suatu proses kontrol secara
berkala pengujian terhadap infrastruktur teknologi informasi dimana berhubungan
dengan masalah audit finansial dan audit internal secara online atau bisa
dikatakn real time bisa disamakan dengan audit IT lebih dikenal dengan istilah
EDP Auditing (Electronic Data Processing), biasanya digunakan untuk menguraikan
dua jenis aktifitas yang berkaitan dengan komputer. Salah satu penggunaan
istilah tersebut adalah untuk menjelaskan proses penelahan dan evaluasi
pengendalian-pengendalian internal dalam EDP. Jenis aktivitas ini disebut
sebagai auditing melalui komputer. Penggunaan istilah lainnya adalah untuk
menjelaskan pemanfaatan komputer oleh auditor untuk melaksanakan beberapa
pekerjaan audit yang tidak dapat dilakukan secara manual. Jenis aktivitas ini
disebut audit dengan computer
-
IT Forensik
Definisi
dari IT Forensik yaitu suatu ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan
bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode
yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat). Fakta-fakta tersebut setelah
diverifikasi akan menjadi bukti-bukti yang akan digunakan dalam proses
selanjutnya.Selain itu juga diperlukan keahlian dalam bidang IT ( termasuk
diantaranya hacking) dan alat bantu (tools) baik hardware maupun software untuk
membuktikan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam bidang teknologi sistem
informasi tersebut. Tujuan dari IT forensik itu sendiri adalah untuk
mengamankan dan menganalisa bukti-bukti digital.
SUMBER :
b.
Perbedaan audit “ a round the
computer “ dengan “ trought the computer”
AUDIT
AROUND THE COMPUTER
|
AUDIT
THROUG THE COMPUTER
|
||
1.
|
Sistem
harus sederhana dan berorientasi pada sistem batch.
Pada umumnya sistem batch
komputer merupakan suatu pengembangan langsung dari sistem manual.
|
1.
|
Volume
input dan output.
Input
dari proses sistem aplikasi dalam volume besar dan output yang dihasilkan
dalam volume yang sangat besar dan luas. Pengecekan langsung dari sistem
input dan output yang sulit dikerjakan.
|
2.
|
Melihat keefektifan biaya.
Seringkali keefektifan biaya dalam
Audit Around The Computer pada saat aplikasi yang digunakan untuk keseragaman
kemasan dalam program software.
|
2.
|
Pertimbangan
efisiensi.
Karena
adanya pertimbangan keuntungan biaya, jarak yang banyak dalam uji coba
penampakan audit adalah biasa dalam suatu sistem.
|
3.
|
Auditor
harus besikap userfriendly..
Biasanya pendekatan sederhana yang berhubungan dengan audit dan dapat
dipraktekkan oleh auditor yang mempunyai pengetahuan teknik tentang komputer.
|
- Audit Around The Computer
Audit around
the computer adalah pendekatan audit dimana auditor menguji keandalan
sebuah informasi yang dihasilkan oleh komputer dengan terlebih dahulu
mengkalkulasikan hasil dari sebuah transaksi yang dimasukkan dalam sistem.
Kemudian, kalkulasi tersebut dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh
sistem. Apabila ternyata valid dan akurat, diasumsikan bahwa pengendalian
sistem telah efektif dan sistem telah beroperasi dengan baik.
Jenis audit ini
dapat digunakan ketika proses yang terotomasi dalam sistem cukup sederhana.
Kelemahan dari audit ini adalah bahwa audit around the computer tidak
menguji apakah logika program dalam sebuah sistem benar. Selain itu, jenis
pendekatan audit ini tidak menguji bagaimana pengendalian yang terotomasi
menangani input yang mengandung error. Dampaknya, dalam lingkungan IT yang
komplek, pendekatan ini akan tidak mampu untuk mendeteksi banyak error.
- Audit Through The Computer
Audit through the computer adalah audit yang
dilakukan untuk menguji sebuah sistem informasi dalam hal proses yang terotomasi,
logika pemrograman,edit routines, dan pengendalian program. Pendekatan
audit ini menganggap bahwa apabila program pemrosesan dalam sebuah sistem
informasi telah dibangun dengan baik dan telah ada edit routines dan pengecekan
pemrograman yang cukup maka adanya kesalahan tidak akan terjadi tanpa
terdeteksi. Jika program berjalan seperti yang direncanakan, maka semestinya
output yang dihasilkan juga dapat diandalkan.
SUMBER :
http://mutiaramarini.blogspot.com/2014/04/perbedaan-audit-trough-computer-tools.html
- Contoh prosedur dan lembar kerja audit dan studi kasus
-
Prosedur
Audit
Pada dasarnya prosedur audit dapat
diuraikan sebagai berikut :
- Perencanaan Audit (Planning
the Audit)
Terlebih dahulu harus merencanakan
sasaran yang akan di audit kemudian harus memahami sasaran tersebut, kemudian
mengumpulkan informasi awal yang dibutuhkan dan mengidentifikasikan resiko.
- Pengujian Pengendalian (Test
of Controls)
Melakukan observasi terhadap
pengendalian control dan mengevaluasi system yang telah ada, apakah system
sudah berjalan dengan baik atau belum.
- Pengujian Subtantif
-
Pengujian
Transaksi (Test of Transactions) : Melakukan pengujian terhadap seluruh
aktivitas transaksi yang terjadi
-
Pengujian
Keseluruhan Hasil (Test of Overall Result) : Melakukan pengujian terhadap
efektifitas dan efisiensi dalam kegiatan komputerisasi
-
Penyelesaian
Audit (Completion of the Audit) : Membuat kesimpulan atau rekomendasi untuk
dikomunikasikan pada manajemen
- Lembar kerja
Lembar kerja audit adalah Sebuah
catatan yang dibuat oleh auditor tentang prosedur audit yang dikerjakan,
pengujian yang dilakukannya, serta informasi yang diperolehnya dan kesimpulan
sehubungan dengan auditnya”
- Tipe Lembar Kerja :
1. Program Audit (Audit Program)
Merupakan
daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur tertentu, sekaligus berfungsi
sebagai alat yang bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan
pengawasan pekerjaan audit.
2. Working Trial Balance
Suatu daftar yg berisi:
-
saldo-saldo
akun buku besar pada akhir tahun yg diaudit dan pada akhir tahun sebelumnya
-
kolom
untuk adjustment & penggolongan kembali yg diusulkan auditor
-
saldo-saldo
setelah koreksi auditor yg akan tampak dlm laporan keuangan auditan
3. Ringkasan Jurnal adjustment
Lembar kerja berisi temuan-temua
kekeliruan dalam laporan keuangan & catatan akuntansi.
4. Skedul Utama (lead schedule atau top
schedule)
Lembar kerja yg digunakan untuk:
-
meringkas
informasi yg dicatat dalam skedul pendukung untuk akun-akun yg berhubungan
-
menggabungkan
akun-akun sejenis, yang jumlah saldonya akan dicantumkan di dalam laporan
keuangan dalam satu jumlah
- Skedul Pendukung (Supporting
Schedule)
Lembar kerja yang menguatkan informasi
keuangan dan operasional yang dikumpulkan, memuat berbagai simpulan yang dibuat
auditor.
SUMBER :
- Kasus Audit Umum PT KAI
Menerapkan proses GCG
(Good Corporate Governance) dalam
suatu perusahaan Pembedahan kasus-kasus yang telah terjadi di perusahaan atas
proses pengawasan yang efektif akan menjadi pembelajaran yang menarik dan
kiranya dapat kita hindari apabila kita dihadapkan pada situasi yang sama.
Bukan suatu proses yang mudah. Diperlukan
konsistensi, komitmen, dan pemahaman yang jelas dari seluruh stakeholders
perusahaan mengenai bagaimana seharusnya proses tersebut dijalankan. Namun,
dari kasus-kasus yang terjadi di BUMN ataupun Perusahaan Publik dapat ditarik
kesimpulan sementara bahwa penerapan proses GCG belum dipahami dan diterapkan
sepenuhnya.
Salah satu contohnya adalah kasus audit umum yang
dialami oleh PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI). Kasus ini menunjukkan
bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan dan
bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas dalam memastikan penyajian
laporan keuangan tidak salah saji dan mampu menggambarkan keadaan keuangan
perusahaan yang sebenarnya.
Kasus PT. KAI berawal dari perbedaan pandangan
antara Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris
menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh
Auditor Eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan
keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada.
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kasus PT. KAI adalah rumitnya
laporan keuangan PT. KAI. Perbedaan pandangan antara manajemen dan komisaris
tersebut bersumber pada perbedaan mengenai:
1. Masalah
piutang PPN.
Piutang PPN per 31 Desember 2005 senilai Rp. 95,2
milyar, menurut Komite Audit harus dicadangkan penghapusannya pada tahun 2005
karena diragukan kolektibilitasnya, tetapi tidak dilakukan oleh manajemen dan
tidak dikoreksi oleh auditor.
2. Masalah
Beban
Ditangguhkan yang berasal dari penurunan nilai
persediaan. Saldo beban yang ditangguhkan per 31 Desember 2005 sebesar Rp. 6
milyar yang merupakan penurunan nilai persediaan tahun 2002 yang belum
diamortisasi, menurut Komite Audit harus dibebankan sekaligus pada tahun 2005
sebagai beban usaha.
3. Masalah
persediaan dalam perjalanan.
Berkaitan dengan pengalihan persediaan suku cadang
Rp. 1,4 milyar yang dialihkan dari satu unit kerja ke unit kerja lainnya di
lingkungan PT. KAI yang belum selesai proses akuntansinya per 31 Desember 2005,
menurut Komite Audit seharusnya telah menjadi beban tahun 2005.
4. Masalah
uang muka gaji.
Biaya
dibayar dimuka sebesar Rp. 28 milyar yang merupakan gaji Januari 2006 dan
seharusnya dibayar tanggal 1 Januari 2006 tetapi telah dibayar per 31 Desember
2005 diperlakukan sebagai uang muka biaya gaji, yang menurut Komite Audit harus
dibebankan pada tahun 2005.
5. Masalah
Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYDBS) dan Penyertaan
Modal Negara (PMN).
BPYDBS
sebesar Rp. 674,5 milyar dan PMN sebesar Rp. 70 milyar yang dalam laporan audit
digolongkan sebagai pos tersendiri di bawah hutang jangka panjang, menurut
Komite Audit harus direklasifikasi menjadi kelompok ekuitas dalam neraca tahun
buku 2005.
- Beberapa
hal yang direfentifikasi turut berperan dalam masalah pada laporan keuangan PT.
KAI Indonesia:
- Auditor internal tidak berperan
aktif dalam proses audit, yang berperan hanya auditor Eksternal.
- Komite audit tidak ikut serta
dalam proses penunjukkan auditor sehingga tidak terlibat proses audit.
- Manajemen (tidak termasuk auditor
eksternal) tidak melaporkan kepada komite audit dan komite audit tidak
menanyakannya.
- Adanya ketidakyakinan manajemen
akan laporan keuangan yang telah disusun, sehingga ketika komite audit
mempertanyakan manajemen merasa tidak yakin.
Terlepas dari pihak mana yang benar, permasalahan
ini tentunya didasari oleh tidak berjalannya fungsi check and balances yang
merupakan fungsi substantif dalam perusahaan. Yang terpenting adalah
mengidentifikasi kelemahan yang ada sehingga dapat dilakukan penyempurnaan
untuk menghindari munculnya permasalahan yang sama di masa yang akan datang.
Berikut ini beberapa solusi dan rekomendasi yang disarankan kepada PT KAI untuk
memperbaiki kondisi yang telah terjadi:
-
Apabila Dewan Komisaris ini merasa
direksi tidak capable (mampu) memimpin perusahaan, Dewan Komisaris dapat
mengusulkan kepada pemegang saham untuk mengganti direksi.
-
Diperlukannya kebijaksanaan (wisdom)
dari Anggota Dewan Komisaris untuk memilah-milah informasi apa saja yang
merupakan private domain.
-
Komunikasi yang intens sangat diperlukan
antara Auditor Eksternal dengan Komite Audit.
-
Komite Audit sangat mengandalkan Internal
Auditor dalam menjalankan tugasnya untuk mengetahui berbagai hal yang terjadi
dalam operasional perusahaan.
-
Komite Audit tidak memberikan second judge
atas opini Auditor Eksternal, karena opini sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Auditor Eksternal.
-
Harus ada upaya untuk membenarkan
kesalahan tahun-tahun lalu, karena konsistensi yang salah tidak boleh
dipertahankan.
-
Komite Audit tidak berbicara kepada
publik karena esensinya Komite Audit adalah organ Dewan Komisaris sehingga
pendapat dan masukan Komite Audit harus disampaikan kepada Dewan Komisaris.
Apabila Dewan Komisaris tidak setuju dengan Komite Audit, tetapi Komite Audit
tetap pada pendiriannya, Komite Audit dapat mencantumkan pendapatnya pada
Laporan Komite Audit yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan.
-
Manajemen menyusun laporan keuangan
secara tepat waktu, akurat dan full disclosure.
-
Komite Audit dan Dewan Komisaris
sebaiknya melakukan inisiatif untuk membangun budaya pengawasan dalam
perusahaan melalui proses internalisasi, sehingga pengawasan merupakan bagian
tidak terpisahkan dari setiap organ dan individu dalam organisasi.
SUMBER :
- Tools yang digunakan untuk IT audit dan forensic
- Tools yang Digunakan Untuk IT Audit
1. ACL
ACL
(Audit Command Language) merupakan sebuah
software CAAT (Computer Assisted Audit Techniques) yang sudah
sangat populer untuk melakukan analisa terhadap data dari berbagai macam
sumber.
2. Powertech Compliance Assessment
Powertech
Compliance Assessment merupakan automated audit tool yang dapat
dipergunakan untuk mengaudit dan mem-benchmark user access to data, public
authority to libraries, user security, system security,
system auditing dan
administrator rights (special
authority) sebuah server AS/400.
3. Nipper
Nipper
merupakan audit automation software yang
dapat dipergunakan untuk mengaudit dan mem-
benchmark konfigurasi sebuah router.
- Tools
pada IT Forensik
1. Antiword
Antiword
merupakan sebuah aplikasi yang digunakan untuk menampilkan teks dan gambar
dokumen Microsoft Word. Antiword hanya mendukung dokumen yang dibuat oleh MS
Word versi 2 dan versi 6 atau yang lebih baru.
2. Autopsy
The
Autopsy Forensic Browser merupakan antarmuka grafis untuk tool analisis
investigasi diginal perintah baris The Sleuth Kit. Bersama, mereka dapat
menganalisis disk dan filesistem Windows dan UNIX (NTFS, FAT, UFS1/2, Ext2/3).
3. Binhash
binhash merupakan sebuah program
sederhana untuk melakukan hashing terhadap berbagai bagian file ELF dan PE
untuk perbandingan. Saat ini ia melakukan hash terhadap segmen header dari
bagian header segmen obyek ELF dan bagian segmen header obyekPE.
4. Sigtool
sigtcol merupakan tool untuk
manajemen signature dan database ClamAV. sigtool dapat digunakan untuk
rnenghasilkan checksum MD5, konversi data ke dalam format heksadesimal,
menampilkan daftar signature virus dan build/unpack/test/verify database CVD
dan skrip update.